Tasikmalaya, 8 Juli 2025 – Program for International Student Assessment (PISA) 2022 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-68 dari 81 negara, dengan skor sebagai berikut: matematika (366), sains (383), dan membaca (359). Skor ini mencerminkan penurunan signifikan dibandingkan dengan hasil sebelumnya di ketiga bidang utama tersebut.
PISA adalah program evaluasi internasional yang mengukur kemampuan siswa usia 15 tahun dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam bidang matematika, membaca, dan sains. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa Indonesia masih mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi dasar. Hanya 18% siswa yang mampu mencapai tingkat kemahiran yang diharapkan dalam matematika, sementara 82% lainnya berada di bawah standar minimum.
Dilansir dari MediaIndonesia.com, rendahnya skor PISA 2022 disebabkan oleh minimnya penguasaan keterampilan abad ke-21 di kalangan siswa, seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
"Yang kita ajarkan itu tidak sama dengan materi yang diujikan," ungkap Mohammad Nuh, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ia menjelaskan bahwa ketidaksesuaian antara kurikulum sekolah dan kompetensi yang diukur dalam PISA menjadi penyebab rendahnya skor Indonesia.
Sementara itu, berdasarkan laporan World Population Review yang dikutip oleh CNBC Indonesia, berikut adalah 10 negara dengan skor PISA tertinggi tahun 2022:
Singapura dengan Total skor 1679.
China dengan total skor 1605.
Jepang dengan total skor 1599.
Taiwan dengan total skor 1599.
Korea Selatan dengan total skor 1570.
Hong Kong dengan total skor 1560.
Estonia dengan total skor 1547.
Kanada dengan total skor 1519.
Irlandia dengan total skor 1512.
Swiss dengan total skor 1494.
Skor negara-negara ini jauh melampaui Indonesia, dan menempatkan mereka di posisi teratas dalam daftar 10 negara paling pintar di dunia. Fakta bahwa Indonesia tidak masuk dalam 10 besar ini menandakan adanya kesenjangan besar dalam sistem pendidikan, khususnya dalam menyiapkan generasi muda menghadapi era global dan menuju visi Indonesia Emas 2045.
Hasil PISA 2022 seharusnya menjadi cermin sekaligus alarm bagi dunia pendidikan Indonesia. Rendahnya skor tidak semata-mata mencerminkan kegagalan siswa, tetapi juga menandakan perlunya evaluasi mendalam terhadap kurikulum, metode pengajaran, dan kesiapan guru dalam membekali peserta didiknya.
Jika Indonesia ingin mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, maka reformasi pendidikan harus menjadi prioritas utama. Tanpa perubahan nyata, generasi muda Indonesia akan terus tertinggal dalam kompetisi global dan bukan karena tidak ada potensi, tetapi karena kegagalan pendidikan negara dalam menggali potensi mereka.
Referensi berita:
1. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20240904132342-33-569041/10-negara-paling-pintar-di-dunia-maaf-indonesia-tak-masuk
2. https://mediaindonesia.com/opini/638003/hasil-pisa-2022-refleksi-mutu-pendidikan-nasional-2023
Komentar
Posting Komentar