Langsung ke konten utama

Hamas Tanggapi Positif Proposal AS, Gencatan Senjata di Depan Mata

 


    Timur Tengah, 06 Juli 2025— Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyampaikan tanggapannya terhadap proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh sekutu Israel, Amerika Serikat (AS). Pernyataan Hamas mengindikasikan mereka telah menyampaikan tanggapannya kepada para mediator.“Hamas telah menyelesaikan konsultasi internalnya serta konsultasi dengan faksi-faksi dan kekuatan-kekuatan Palestina terkait usulan terbaru dari para mediator untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami di Gaza,” tulis pernyataan dari gerakan itu yang diterima Republika Sabtu dini hari. 

    Dikutip dari news republika, Pada hari pertama dimulainya implementasi kesepakatan, akan diluncurkan perundingan mengenai gencatan senjata permanen, dengan fokus pada empat isu utama. Pertama adalah pertukaran seluruh tahanan yang tersisa dari kedua pihak. Kemudian pengaturan keamanan jangka panjang di Jalur Gaza. Selanjutnya pengaturan situasi “pasca-konflik” (hari setelah perang) dan akhirnya deklarasi resmi mengenai penghentian permanen permusuhan. Usulan ini juga mencakup jaminan terhadap kesungguhan dan komitmen Donald Trump dalam mendukung kesepakatan. Jika perundingan berhasil dalam masa jeda ini, maka akan mengarah pada penghentian permanen konflik.

    Syarat lain yang diusulkan adalah seluruh proses pertukaran tahanan akan dilakukan tanpa upacara atau publikasi berlebihan. Sementara pada hari ke-10, Hamas diwajibkan untuk menyerahkan informasi dan bukti lengkap terkait tahanan yang masih berada dalam penguasaan mereka, apakah masih hidup atau telah wafat, disertai laporan medis resmi. Sebagai imbalannya, Israel akan menyerahkan data lengkap terkait seluruh tahanan Palestina yang ditangkap dari Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Donald Trump akan secara langsung mengumumkan tercapainya kesepakatan ini, serta komitmen Amerika Serikat untuk terus melanjutkan perundingan demi memastikan gencatan senjata permanen. Steve Witkoff akan ditunjuk sebagai pemimpin tim negosiasi untuk menyelesaikan perang secara menyeluruh.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa "Trump bermaksud mengumumkan perjanjian gencatan senjata Senin depan dalam pertemuannya dengan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu."

    Para pejabat mengatakan bahwa “lingkaran politik Israel telah menyatakan optimisme yang hati-hati mengenai kemajuan dalam negosiasi pertukaran tahanan dengan Hamas,” dan mencatat bahwa Hamas mungkin menyetujui versi baru dari kesepakatan yang diusulkan dalam beberapa jam ke depan, menurut para pejabat, yang dapat membuka jalan bagi dimulainya apa yang dikenal sebagai “pembicaraan kedekatan” antara kedua belah pihak, menurut surat kabar tersebut. Para pejabat mengklaim bahwa niat Trump untuk mengumumkan kesepakatan tersebut pada Senin depan telah mendorong Tel Aviv untuk mempercepat persiapannya guna kemungkinan meluncurkan negosiasi tidak langsung dengan Hamas, yang biasanya diadakan di ibu kota Qatar, Doha.

    Di kemudian hari, Presiden AS menyatakan bahwa dia ingin melihat penduduk Jalur Gaza aman, dan menambahkan bahwa orang-orang di sana telah melalui neraka. Dalam konteks yang sama, Otoritas Penyiaran Israel melaporkan bahwa Netanyahu yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas kejahatan perang di Gaza memberi tahu keluarga tahanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza tentang persetujuannya terhadap proposal terbaru yang diajukan oleh para mediator, dan menjelaskan bahwa "Tel Aviv sedang menunggu tanggapan dari Hamas."Menurut Otoritas, Netanyahu berkata, “Ada kesepakatan, dan kami berharap dapat mengumumkannya segera.” Mengutip sumber-sumber informasi, Otoritas mengindikasikan bahwa “Israel memperkirakan akan menerima tanggapan dari Hamas terhadap usulan kesepakatan dalam beberapa jam,” yang menunjukkan bahwa hal itu kemungkinan besar akan “positif.” (dilansir dari news.republika.co.id, 06 Juli 2025). 

    Menurut Otoritas Penyiaran Israel, permasalahan yang belum terselesaikan antara kedua belah pihak termasuk mekanisme penarikan tentara pendudukan Israel dari Jalur Gaza, distribusi wilayah penarikan, jumlah tahanan Palestina yang mungkin dibebaskan, dan pertanyaan tentang mengakhiri perang. Seorang diplomat Arab dari salah satu negara penengah mengatakan kepada saluran yang sama, tanpa menyebutkan namanya, “Kami lebih optimis dari sebelumnya, namun masih ada masalah yang bisa terhenti pada menit-menit terakhir.”
Dilansir dari iNews.id, Kelompok perlawanan Hamas telah menyampaikan respons positif terhadap proposal gencatan senjata 60 hari di Jalur Gaza, yang dimediasi Qatar dan Mesir. Mereka menyatakan siap melanjutkan ke tahap negosiasi mekanisme pelaksanaan. Meski tidak merinci isi proposal, laporan media Israel menyebutkan adanya rencana pembebasan sandera Israel secara bertahap dan pertukaran dengan tahanan Palestina. Jika disepakati, Israel akan mengirim utusan ke Qatar untuk finalisasi kesepakatan, sementara Netanyahu dijadwalkan bertemu Presiden Trump di Washington pekan depan.

    Sementara itu, NetralNews dalam pernyataan resmi pada Jumat malam, Hamas menyatakan menanggapi secara positif proposal gencatan senjata tiga tahap yang diajukan Amerika Serikat. Namun, respons tersebut disertai sejumlah syarat krusial yang masih perlu dibahas lebih lanjut, terutama terkait teknis implementasi. Di antaranya adalah permintaan pembukaan penuh jalur bantuan kemanusiaan melalui Rafah dan Kerem Shalom, kejelasan jadwal penarikan pasukan Israel dari Gaza, serta pertukaran tahanan yang proporsional, termasuk pengembalian jenazah warga Palestina. Hamas juga menuntut jaminan internasional berupa kehadiran pengawas dari PBB dan Bulan Sabit Merah untuk memastikan gencatan berjalan sesuai kesepakatan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapolri Tasikmalaya Diberikan Ultimatum Untuk Membuat Keputusan Oleh Pendemo

Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Aliansi Tasikmalaya Mengecam Represif Kepolisian tidak akan berhenti sampai Kapolri beraksi. Para pendemo yang tidak puas dengan respon dari Kompol Iyus Ali Yusuf berkompromi dengan Kapolri agar mendorong pihak kepolisian untuk mengambil aksi. "Apabila lebih dari 24 jam kapolres Tasikmalaya tidak memberikan respon, maka kita akan kembali beraksi." Orator demo bernamakan Ujang Amin beserta dengan para anggota pendemo berjanji kepada Kapolri, menekan pihak kepolisian untuk merespon terhadap kejadian tersebut.

Permintaan maaf Kompol Iyus Ali Yusuf atas tindakannya

 Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Kompol Iyus Ali Yusuf meminta maaf kepada rakyat pendemo, "Saya serahkan kepada pimpinan karena saya punya pimpinan." Kompol Iyus Ali Yusuf yang sempat menjadi viral akibat aksinya yang tertangkap mendorong seorang mahasiswa saat demo meminta maaf secara publik setelah mendapatkan tekanan dari rakyat. "Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan," Ucap Iyus Ali Yusuf, "karena saya punya pimpinan. Ada mekanisme yang harus dilalui." Kapolres AKBP Joko Sulistiono juga surut meminta maaf atas kejadian dan kesalahan rekannya. "Saya dari hati yang dari dalam meminta maaf," Ucap Pak Joko, "Kapolri Kota Tasikmalaya siap dievaluasi" Walaupun pihak kepolisian telah meminta maaf, para pendemo menolak permintaan maaf mereka atas tuntutan yang menginginkan Iyus Ali Yusuf untuk dipecat.

Penutupan MOKA-KU UPI Tasikmalaya 2024 di Gor Susi Susanti: Sukses Tanpa Kendala, 548 Mahasiswa Baru dinyatakan lulus

  Kota Tasikmalaya, (28/08) — Masa Orientasi Kuliah Umum (MOKA-KU) 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Ketua Pelaksana MOKA-KU 2024, Ibu Srie Mulyati, yang juga merupakan dosen di kampus tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas kelancaran acara tahun ini. "Alhamdulillah, pelaksanaan MOKA-KU tahun ini tidak ada kendala yang signifikan. Dari hari pertama yang dibuka dengan upacara pembukaan, pengenalan dosen, pengenalan ORMAWA, dan expo UKM, hingga hari kedua dengan kegiatan ODWP (One Day With Prodi), serta hari terakhir yang dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan lomba fashion show baju adat budaya Sunda," ujar Ibu Srie dalam pidatonya di acara penutupan. Selain itu, Lisnie Awalia Zahra, selaku Ketua Pelaksana Panitia MOKA-KU 2024, juga menyampaikan hasil keputusan terkait kelulusan peserta. "Berdasarkan MOKA-KU 2024 tentang kelulusan peserta, memutuskan bahwa 548 peserta dinyatakan lulus,...