Tasikmalaya, 3 Mei 2025 - Setiap tanggal 3 Mei, dunia memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia. Hari ini tidak hanya diperingati oleh para jurnalis, Namun juga oleh masyarakat sipil yang percaya pada informasi yang bebas. Namun di tengah arus perkembangan teknologi, informasi yang kita dapatkan setiap hari terasa bias dan kurang kredibel.
Di tahun ini, kebebasan pers bukan hanya sesuatu yang seremonial untuk dirayakan, tetapi menjadi peringatan bagi masyarakat untuk memilah setiap informasi yang didapatkan. Maka dari itu, yuk mari kita kenali apa itu pers dan bagaimana kondisi pers saat ini.
Apa itu Pers ?
Pers adalah media (cetak/digital/elektronik) yang bertugas :
1. Memberikan informasi akurat ke publik
2. Mengawasi Kekuasaan (government watchdogs)
3. Menjadi suara rakyat yang tak terdengar
Apa itu kebebasan Pers ?
Hak pers untuk :
1. Memberitakan fakta tanpa sensor pemerintahan/korporasi
2. Bebas dari intimidasi, kekerasan, atau kriminalisasi
3. Diatur dalam pasal 19 Deklarasi HAM PBB & UU No. 40/1999
"Setiap kali jurnalis dibungkam, publik kehilangan satu kebenaran."
Realita Kebebasan Pers di Indonesia 2024
- Peringkat 111 dari 180 negara menurut Reporters Without Borders — turun dari tahun sebelumnya.
- 179 kasus kekerasan terhadap jurnalis tercatat oleh AJI pada tahun 2023, mencakup:
1. Pemblokiran konten, seperti yang dialami SUARA Papua
2. Kriminalisasi melalui UU ITE, misalnya jurnalis dijerat dengan pasal pencemaran nama baik
3. Ancaman fisik saat meliput isu-isu sensitif seperti korupsi atau demonstrasi
Kenapa Mahasiswa Harus Peduli?
1. Pers yang dibungkam = Hilangnya fungsi pengendali sosial. Tanpa pers yang bebas, penyimpangan bisa dibiarkan terjadi tanpa sorotan publik.
2. Kritisisme mahasiswa bisa dianggap "ancaman" jika pers tidak bebas.
3. Kebebasan pers adalah fondasi demokrasi. Tanpanya, ruang diskusi di kampus pun terancam!
Kamu bisa berperan!
Mahasiswa punya peran penting dalam menjaga kebebasan pers. Dengan mendukung media independen dan memberi ruang bagi jurnalisme yang kritis, kita ikut menjaga agar kebenaran tetap bisa disuarakan. Suasana kampus yang bebas berpikir dan berdiskusi hanya bisa terwujud jika pers juga dibiarkan bekerja tanpa tekanan.
Komentar
Posting Komentar