Langsung ke konten utama

Mengungkap Makna di Balik Monumen Tasikmalaya


Tasikmalaya, sebuah kota kecil di Jawa Barat, lebih dari sekadar "Kota Santri" yang terkenal dengan atmosfer religiusnya. Kota ini menyimpan beragam potensi menarik yang patut dieksplorasi, mulai dari kerajinan tangan tradisional hingga keindahan alam yang menakjubkan. Selain keindahan alam dan kerajinan tangan, Tasikmalaya juga memiliki banyak sejarah yang ditandai dengan keberadaan tugu-tugu dan prasasti bersejarah. Monumen-monumen ini berdiri sebagai saksi bisu perjalanan panjang kota ini dan menjadi pengingat akan peristiwa-peristiwa penting serta prestasi yang telah dicapai.


1. Tugu Koperasi


Tugu Koperasi adalah salah satu aset historis yang dimiliki Kota Tasikmalaya dan Indonesia. Tugu ini berdiri megah di Jl. Dr. Moh. Hatta No.63, menjadi saksi bisu dari peristiwa bersejarah penting. Tempat ini menjadi lokasi pertama penyelenggaraan Kongres Koperasi yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden sekaligus Bapak Koperasi Indonesia, Moch Hatta. Sayangnya, kondisi warisan bersejarah kini dipenuhi oleh rumput liar yang tinggi serta bangunan yang lapuk termakan usia. Tugu Koperasi membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga kelestariannya agar tetap menjadi simbol perjuangan koperasi di Indonesia.


2. Tugu Adipura


Tugu Adipura tetap berdiri dengan bangga di Kota Tasikmalaya meskipun sebelumnya sempat terjadi pemindahan lokasi dari Kawasan Mesjid Agung Tasikmalaya menuju Simpang Padayungan. Tugu Adipura melambangkan prestasi Tasikmalaya dalam hal kebersihan dan pengelolaan lingkungan kota. Meskipun Tasikmalaya terakhir kali meraih Piala Adipura pada tahun 1996 di bawah kepemimpinan Bupati H. Adang Roosman, ia menjadi simbol aspirasi kota untuk terus menjaga kebersihan dan keindahannya, mengingatkan warga akan prestasi masa lalu dan potensi masa depan.


3. Prasasti Lusuh


Prasasti Lusuh yang berdiri di Taman Kota ini tampak kurang menonjol dan menarik perhatian. Padahal, dari sisi sejarahnya, prasasti ini memiliki banyak makna penting. Prasasti ini menandai peresmian Kota Administratif Tasikmalaya pada Rabu, 3 November 1976. Sebelum menjadi daerah otonom berbentuk Pemerintah Kota pada tahun 2001, Tasikmalaya berstatus sebagai kota administratif selama 25 tahun. Selain itu, prasasti ini juga mencerminkan perkembangan pesat sosial ekonomi Tasikmalaya menjadi sebuah kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa di Priangan Timur.


Tasikmalaya menyimpan pesona tersendiri yang layak untuk dieksplorasi, seperti yang terlihat dari ketiga monumennya. Kota ini menawarkan pengalaman autentik dan mendalam bagi siapa saja yang berani menjelajahinya. Pemerintah diharapkan mengambil peran dan memberikan perhatian lebih terhadap warisan bersejarah di Tasikmalaya, untuk memastikan pelestarian dan pemanfaatannya secara optimal. Penjagaan dan pengembangan monumen bersejarah ini akan mendukung pariwisata serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sejarah lokal. Dengan demikian, Tasikmalaya tidak hanya dikenal sebagai "Kota Santri" tetapi juga sebagai kota yang kaya akan sejarah dan budaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapolri Tasikmalaya Diberikan Ultimatum Untuk Membuat Keputusan Oleh Pendemo

Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Aliansi Tasikmalaya Mengecam Represif Kepolisian tidak akan berhenti sampai Kapolri beraksi. Para pendemo yang tidak puas dengan respon dari Kompol Iyus Ali Yusuf berkompromi dengan Kapolri agar mendorong pihak kepolisian untuk mengambil aksi. "Apabila lebih dari 24 jam kapolres Tasikmalaya tidak memberikan respon, maka kita akan kembali beraksi." Orator demo bernamakan Ujang Amin beserta dengan para anggota pendemo berjanji kepada Kapolri, menekan pihak kepolisian untuk merespon terhadap kejadian tersebut.

Permintaan maaf Kompol Iyus Ali Yusuf atas tindakannya

 Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Kompol Iyus Ali Yusuf meminta maaf kepada rakyat pendemo, "Saya serahkan kepada pimpinan karena saya punya pimpinan." Kompol Iyus Ali Yusuf yang sempat menjadi viral akibat aksinya yang tertangkap mendorong seorang mahasiswa saat demo meminta maaf secara publik setelah mendapatkan tekanan dari rakyat. "Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan," Ucap Iyus Ali Yusuf, "karena saya punya pimpinan. Ada mekanisme yang harus dilalui." Kapolres AKBP Joko Sulistiono juga surut meminta maaf atas kejadian dan kesalahan rekannya. "Saya dari hati yang dari dalam meminta maaf," Ucap Pak Joko, "Kapolri Kota Tasikmalaya siap dievaluasi" Walaupun pihak kepolisian telah meminta maaf, para pendemo menolak permintaan maaf mereka atas tuntutan yang menginginkan Iyus Ali Yusuf untuk dipecat.

Penutupan MOKA-KU UPI Tasikmalaya 2024 di Gor Susi Susanti: Sukses Tanpa Kendala, 548 Mahasiswa Baru dinyatakan lulus

  Kota Tasikmalaya, (28/08) — Masa Orientasi Kuliah Umum (MOKA-KU) 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Ketua Pelaksana MOKA-KU 2024, Ibu Srie Mulyati, yang juga merupakan dosen di kampus tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas kelancaran acara tahun ini. "Alhamdulillah, pelaksanaan MOKA-KU tahun ini tidak ada kendala yang signifikan. Dari hari pertama yang dibuka dengan upacara pembukaan, pengenalan dosen, pengenalan ORMAWA, dan expo UKM, hingga hari kedua dengan kegiatan ODWP (One Day With Prodi), serta hari terakhir yang dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan lomba fashion show baju adat budaya Sunda," ujar Ibu Srie dalam pidatonya di acara penutupan. Selain itu, Lisnie Awalia Zahra, selaku Ketua Pelaksana Panitia MOKA-KU 2024, juga menyampaikan hasil keputusan terkait kelulusan peserta. "Berdasarkan MOKA-KU 2024 tentang kelulusan peserta, memutuskan bahwa 548 peserta dinyatakan lulus,...