Langsung ke konten utama

AI Washing: Taktik Pemasaran Menyesatkan di Era Digital


Apa itu AI Washing?

Pernahkah kamu menemui industri pasar yang menjual barang dengan harga mahal dan diiming-imingi bahwa produk tersebut menggunakan teknologi kecerdasan buatan, padahal teknologi yang digunakan merupakan teknologi sederhana? AI Washing adalah pemasaran menyesatkan demi menarik minat konsumen dan meraih keuntungan penjualan yang tinggi.

Kenapa AI Washing bermasalah?

Perlu diketahui bahwa AI Washing merupakan salah satu jenis pemasaran yang menyesatkan dengan dampak sebagai berikut:

1. Mendistorsi pasar dan merugikan konsumen

Perusahaan memberikan kesan bahwa produk mereka canggih dan inovatif dengan bantuan AI, padahal tidak sesuai dengan kemampuan barang sebenarnya. Hal ini merugikan konsumen karena harga barang tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

2. Menghambat pengembangan teknologi  

Dengan banyaknya klaim palsu mengenai penggunaan AI dalam suatu produk, sulit untuk membedakan inovasi sejati dari sekadar pemasaran. Hal ini juga dapat menghambat kemajuan teknologi AI yang sebenarnya.

3. Merusak reputasi industri AI

AI Washing dapat merusak citra dan kepercayaan publik terhadap teknologi AI. Hal ini dikarenakan telah menciptakan ketidakpercayaan dan kekecewaan publik. 

Bagaimana cara menghindari AI Washing?

Berikut adalah beberapa cara agar konsumen, investor, dan CIO dapat terhindar dari AI Washing:

1. Mintalah bukti

Saat membeli alat AI, mintalah bukti kuat tentang cara AI digunakan dalam produk tersebut. Misalnya, tanyakan model atau pustaka kode (kumpulan kode) yang digunakan dalam produk. Namun, waspadai jawaban yang tidak jelas dan perhatikan apakah produk tersebut sangat bergantung pada model AI yang digunakan di banyak produk.

2. Libatkan TI dalam pembelian

Jangan tergoda dengan produk yang mendukung teknologi AI dan mengabaikan masalah teknis yang rumit dari produk tersebut. Berhati-hatilah agar tidak terjebak dengan promosi produk yang berlebihan.

3. Ikuti perkembangan berita industri terkini

Ketika AI berkembang dan semakin banyak perusahaan yang menggunakan teknologi ini, konsumen dapat mempelajari apa yang berhasil dan tidak dari percobaan-percobaan yang dialami oleh perusahaan pengguna yang lain.

Regulasi Uni Eropa

Laporan pada tahun 2019 oleh perusahaan modal ventura MMC Ventures yang berpusat di London menemukan lebih dari 2.830 perusahaan startup di Eropa yang diklasifikasikan sebagai perusahaan AI. Namun, 40 persen di antaranya tidak memiliki kapasitas teknologi AI.  

Undang-Undang AI Uni Eropa memastikan bahwa pengguna diberi tahu bahwa mereka berinteraksi dengan sistem AI yang memungkinkan mereka membuat keputusan tepat. UU ini berlaku pada tanggal 1 Agustus 2024 dengan ketentuan yang mulai berlaku secara bertahap selama enam hingga 36 bulan dan merupakan kategori UU yang memiliki risiko terbatas.  

Namun, Heidrich mengatakan: “Meskipun Undang-Undang AI tidak bertanggung jawab untuk mengatur bidang AI Washing, undang-undang tersebut memastikan organisasi sangat transparan tentang AI sehingga ini dapat membantu secara tidak langsung membatasi iklan palsu dari perusahaan karena adanya persyaratan transparansi.”

Sumber:

 https://news.detik.com/dw/d-7468114/apa-itu-ai-washing-dan-kenapa-menyesatkan

 https://www.tempo.co/dw/10290/apa-itu-ai-washing-dan-kenapa-menyesatkan

 https://www.techtarget.com/whatis/feature/AI-washing-explained-Everything-you-need-to-know

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapolri Tasikmalaya Diberikan Ultimatum Untuk Membuat Keputusan Oleh Pendemo

Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Aliansi Tasikmalaya Mengecam Represif Kepolisian tidak akan berhenti sampai Kapolri beraksi. Para pendemo yang tidak puas dengan respon dari Kompol Iyus Ali Yusuf berkompromi dengan Kapolri agar mendorong pihak kepolisian untuk mengambil aksi. "Apabila lebih dari 24 jam kapolres Tasikmalaya tidak memberikan respon, maka kita akan kembali beraksi." Orator demo bernamakan Ujang Amin beserta dengan para anggota pendemo berjanji kepada Kapolri, menekan pihak kepolisian untuk merespon terhadap kejadian tersebut.

Permintaan maaf Kompol Iyus Ali Yusuf atas tindakannya

 Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Kompol Iyus Ali Yusuf meminta maaf kepada rakyat pendemo, "Saya serahkan kepada pimpinan karena saya punya pimpinan." Kompol Iyus Ali Yusuf yang sempat menjadi viral akibat aksinya yang tertangkap mendorong seorang mahasiswa saat demo meminta maaf secara publik setelah mendapatkan tekanan dari rakyat. "Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan," Ucap Iyus Ali Yusuf, "karena saya punya pimpinan. Ada mekanisme yang harus dilalui." Kapolres AKBP Joko Sulistiono juga surut meminta maaf atas kejadian dan kesalahan rekannya. "Saya dari hati yang dari dalam meminta maaf," Ucap Pak Joko, "Kapolri Kota Tasikmalaya siap dievaluasi" Walaupun pihak kepolisian telah meminta maaf, para pendemo menolak permintaan maaf mereka atas tuntutan yang menginginkan Iyus Ali Yusuf untuk dipecat.

Penutupan MOKA-KU UPI Tasikmalaya 2024 di Gor Susi Susanti: Sukses Tanpa Kendala, 548 Mahasiswa Baru dinyatakan lulus

  Kota Tasikmalaya, (28/08) — Masa Orientasi Kuliah Umum (MOKA-KU) 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Ketua Pelaksana MOKA-KU 2024, Ibu Srie Mulyati, yang juga merupakan dosen di kampus tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas kelancaran acara tahun ini. "Alhamdulillah, pelaksanaan MOKA-KU tahun ini tidak ada kendala yang signifikan. Dari hari pertama yang dibuka dengan upacara pembukaan, pengenalan dosen, pengenalan ORMAWA, dan expo UKM, hingga hari kedua dengan kegiatan ODWP (One Day With Prodi), serta hari terakhir yang dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan lomba fashion show baju adat budaya Sunda," ujar Ibu Srie dalam pidatonya di acara penutupan. Selain itu, Lisnie Awalia Zahra, selaku Ketua Pelaksana Panitia MOKA-KU 2024, juga menyampaikan hasil keputusan terkait kelulusan peserta. "Berdasarkan MOKA-KU 2024 tentang kelulusan peserta, memutuskan bahwa 548 peserta dinyatakan lulus,...