Langsung ke konten utama

Menyelami Keindahan dan Kearifan Lokal Kampung Naga Tasikmalaya

 



Hallo guys! Apa kalian sudah pernah mendengar tentang Kampung Naga? Tempat ini adalah sebuah desa adat yang mempesona di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menawarkan keindahan tradisi dan budaya Sunda. Yuk, ikuti cerita seru tentang keajaiban Kampung Naga bersama-sama!


Kampung Naga Tasikmalaya, yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, adalah sebuah desa adat yang memikat hati para wisatawan. Kampung ini menawarkan kesempatan untuk merasakan keindahan tradisi dan keharmonisan budaya Sunda.


Nama Kampung Naga mungkin terdengar seperti kawasan Tionghoa, namun tidak ada hubungannya dengan adat Cina. Menurut Aki Ma'un, seorang pimpinan setempat, nama "Naga" berasal dari lokasinya di lembah bukit. Dalam bahasa Sunda, tempat seperti ini disebut "dina gawir" yang sering dilafalkan menjadi "na gawir" dan disingkat menjadi "naga". "Nama Naga itu dari 'na gawir', karena kampung ini di bawah bukit," jelas Ma'un dalam wawancara dengan detikJabar, 14 Februari 2022.


Uniknya lagi masyarakat Kampung Naga mampu hidup dalam keseimbangan antara tradisi dan modernitas meski tanpa listrik. Mereka mempertahankan cara hidup tradisional yang kaya akan nilai-nilai budaya Sunda. Tanpa listrik, mereka mengandalkan sumber daya alam untuk kebutuhan sehari-hari. Penerangan menggunakan lampu minyak, dan aktivitas sehari-hari dilakukan secara manual.


Namun, masyarakat Kampung Naga juga beradaptasi dengan beberapa aspek modern. Mereka tetap mendapatkan informasi melalui  ponsel, tapi pengisian dayanya dilakukan di luar kampung, dan berinteraksi dengan wisatawan yang datang, memperkenalkan budaya mereka dan menjual kerajinan tangan sebagai mata pencaharian. Pendidikan tetap menjadi prioritas, dengan anak-anak bersekolah dan belajar nilai-nilai adat. Ketiadaan listrik tidak menghalangi mereka untuk menjalani kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan, menggabungkan kearifan lokal dengan adaptasi terhadap dunia luar.


Kampung Naga masih mempertahankan nuansa pedesaan yang alami. Rumah-rumah adat berbentuk panggung berpondasi batu, berdinding anyaman bambu berlapis kapur putih, lantai dari papan kayu, serta beratap segitiga dari ijuk hitam pekat yang membentuk julang ngapak atau sayap burung mengepak. Tata ruang kampung ini teratur dengan jalan setapak dari batu alam dan saluran air yang mengalir di tengah-tengah kampung.


Di Kampung Naga, keseharian masyarakatnya penuh dengan keunikan dan kearifan lokal. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, menanam padi di sawah hijau dan berkebun tanaman palawija. Selain bertani, mereka juga beternak ayam, kambing, dan ikan air tawar. Keahlian dalam membuat kerajinan tangan tradisional seperti anyaman bambu, tenun kain, dan ukiran kayu menjadi sumber penghasilan tambahan sekaligus suvenir bagi wisatawan. Nilai kebersamaan sangat dijunjung tinggi melalui kegiatan gotong royong, upacara adat, dan pertemuan warga. Anak-anak mendapatkan pendidikan formal dan diajarkan nilai-nilai adat oleh orang tua. Kegiatan keagamaan pun aktif dilakukan, dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam. 


Penduduk Kampung Naga menjaga tradisi dan adat istiadat dengan baik, mulai dari upacara adat hingga pernikahan. Pengunjung dapat merasakan kehidupan yang sederhana dan harmonis seperti di masa lalu. Berbagai kegiatan menarik dapat dinikmati di Kampung Naga, seperti workshop membuat kerajinan tangan tradisional, mengunjungi peternakan ikan air tawar, dan berjalan-jalan menikmati alam sekitar. Anda juga bisa membeli kerajinan khas seperti kain tenun dan ukiran kayu sebagai oleh-oleh.


Dikelilingi oleh sawah hijau dan pegunungan, Kampung Naga menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan. Suasana yang asri dan alami membuat tempat ini cocok untuk merasakan kedamaian yang sulit ditemukan di kota besar.


Kampung Naga adalah tempat yang sempurna untuk belajar tentang keberagaman budaya dan kearifan lokal. Berinteraksi dengan penduduk setempat memberikan pengalaman berharga dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Sunda.


Jika Anda ingin merasakan atmosfer pedesaan yang autentik dan keindahan alam yang luar biasa, Kampung Naga Tasikmalaya adalah destinasi yang tepat. Jadwalkan perjalanan Anda sekarang dan temukan keajaiban Kampung Naga yang mempesona!


Nikmati liburan yang tak terlupakan dan buat kenangan indah di Kampung Naga Tasikmalaya.


https://www.detik.com/jabar/wisata/d-7334113/kampung-naga-tasikmalaya-asal-usul-daya-tarik-tradisi-dan-lokasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapolri Tasikmalaya Diberikan Ultimatum Untuk Membuat Keputusan Oleh Pendemo

Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Aliansi Tasikmalaya Mengecam Represif Kepolisian tidak akan berhenti sampai Kapolri beraksi. Para pendemo yang tidak puas dengan respon dari Kompol Iyus Ali Yusuf berkompromi dengan Kapolri agar mendorong pihak kepolisian untuk mengambil aksi. "Apabila lebih dari 24 jam kapolres Tasikmalaya tidak memberikan respon, maka kita akan kembali beraksi." Orator demo bernamakan Ujang Amin beserta dengan para anggota pendemo berjanji kepada Kapolri, menekan pihak kepolisian untuk merespon terhadap kejadian tersebut.

Permintaan maaf Kompol Iyus Ali Yusuf atas tindakannya

 Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Kompol Iyus Ali Yusuf meminta maaf kepada rakyat pendemo, "Saya serahkan kepada pimpinan karena saya punya pimpinan." Kompol Iyus Ali Yusuf yang sempat menjadi viral akibat aksinya yang tertangkap mendorong seorang mahasiswa saat demo meminta maaf secara publik setelah mendapatkan tekanan dari rakyat. "Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan," Ucap Iyus Ali Yusuf, "karena saya punya pimpinan. Ada mekanisme yang harus dilalui." Kapolres AKBP Joko Sulistiono juga surut meminta maaf atas kejadian dan kesalahan rekannya. "Saya dari hati yang dari dalam meminta maaf," Ucap Pak Joko, "Kapolri Kota Tasikmalaya siap dievaluasi" Walaupun pihak kepolisian telah meminta maaf, para pendemo menolak permintaan maaf mereka atas tuntutan yang menginginkan Iyus Ali Yusuf untuk dipecat.

Penutupan MOKA-KU UPI Tasikmalaya 2024 di Gor Susi Susanti: Sukses Tanpa Kendala, 548 Mahasiswa Baru dinyatakan lulus

  Kota Tasikmalaya, (28/08) — Masa Orientasi Kuliah Umum (MOKA-KU) 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Ketua Pelaksana MOKA-KU 2024, Ibu Srie Mulyati, yang juga merupakan dosen di kampus tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas kelancaran acara tahun ini. "Alhamdulillah, pelaksanaan MOKA-KU tahun ini tidak ada kendala yang signifikan. Dari hari pertama yang dibuka dengan upacara pembukaan, pengenalan dosen, pengenalan ORMAWA, dan expo UKM, hingga hari kedua dengan kegiatan ODWP (One Day With Prodi), serta hari terakhir yang dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan lomba fashion show baju adat budaya Sunda," ujar Ibu Srie dalam pidatonya di acara penutupan. Selain itu, Lisnie Awalia Zahra, selaku Ketua Pelaksana Panitia MOKA-KU 2024, juga menyampaikan hasil keputusan terkait kelulusan peserta. "Berdasarkan MOKA-KU 2024 tentang kelulusan peserta, memutuskan bahwa 548 peserta dinyatakan lulus,...