Tasikmalaya - Hari ini, puluhan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya untuk menyoroti sejumlah isu penting dalam sektor pendidikan dan buruh, sebagai bagian dari peringatan Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional.
Aksi ini menyoroti sejumlah masalah yang belum terselesaikan di sektor pendidikan. Salah satu poin yang dibahas adalah kurangnya perhatian terhadap pendidikan di Kota Tasikmalaya, dengan anggaran APBD yang mencapai 20 persen namun masih kurang jelas penggunaannya. Mahasiswa juga menyoroti kondisi beberapa sekolah, termasuk sebuah SD, yang masih kurang layak fasilitasnya.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut perbaikan kurikulum yang dinilai belum memadai untuk mencapai Indonesia Emas. Mereka juga meminta perhatian lebih terhadap status guru honorer yang telah memenuhi syarat untuk menjadi Guru P3K.
Dalam poin tuntutan, demonstran buruh menekankan perlunya penghapusan UMSK di Kota Tasikmalaya serta peningkatan status pekerja PKWT sesuai dengan UU 13. Mereka juga menyerukan kenaikan upah UMR dan pesangon sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Meskipun aksi berlangsung tertib, terdapat kekecewaan karena kepala dinas ketenagakerjaan tidak hadir dalam pertemuan yang dijadwalkan. Mahasiswa meminta pertemuan ulang pada hari Senin, 13 Mei 2024, untuk membahas lebih lanjut isu-isu yang mereka hadapi di sektor ketenagakerjaan.
Aksi demonstrasi tersebut diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan pihak terkait untuk serius menangani isu-isu yang disoroti oleh mahasiswa dan buruh, guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas pendidikan serta kondisi ketenagakerjaan di Kota Tasikmalaya.
Komentar
Posting Komentar