Langsung ke konten utama

PERSMA UP TO DATE : 8 TUNTUTAN MAHASISWA STIMIK KOTA TASIKMALAYA USUT PENCABUTAN IZIN OPERASIONAL KAMPUS

 

Source image: Pers mahasiswa UPI Tasikmalaya

Pers Mahasiswa, TASIKMALAYA, Mahasiswa STMIK Kota Tasikmalaya mengajukan delapan tuntutan terkait penutupan operasional kampus mereka oleh Kemendikbudristek. 

Ratusan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa pada Senin, 27 Maret 2023, untuk mempertanyakan kelangsungan nasib kegiatan perkuliahan mereka di kampus STMIK, Jalan RE Martadinata, Kota Tasikmalaya.

Presiden BEM STMIK Tasikmalaya, Fikri Anwar Rafdillah, mengungkapkan delapan tuntutan yang diajukan oleh mahasiswa. Selain mempertanyakan transparansi terkait pencabutan izin, mereka juga mempertanyakan nasib pendidikan mereka ke depannya.


Delapan tuntutan yang diajukan antara lain adalah:


1. Adanya penjelasan secara transparan dan terperinci mengenai pelanggaran kampus yang berakibat pencabutan izin.


2. Menuntut segala bentuk pertanggungjawaban untuk memenuhi hak mahasiswa, kerugian mahasiswa dosen, dan karyawan yang timbul akibat pencabutan izin tersebut.


3. Menuntut Kampus STMIK Tasikmalaya untuk segera memperbaiki, melengkapi, dan memasukan data mahasiswa yang belum terdaftar di laman PDDikti serta melakukan penginputan nilai mata kuliah yang sudah ditempuh pada SIAKADKU paling lambat tanggal 29 Maret 2023.


4. Meminta kejelasan dari pihak kampus mengenai mahasiswa yang menerima beasiswa dan bagaimana nasibnya ke depannya.


5. Menuntut kampus untuk menanggung biaya pemindahan ke kampus baru tanpa mengeluarkan kerugian material seperti uang UKT yang sudah masuk.


6. Menuntut kampus untuk bertanggung jawab menyelesaikan permasalahan izasah yang belum diterbitkan atau dilegalkan untuk alumni yang berhak mendapatkannya.


7. Menuntut kampus untuk memenuhi semua tuntutan dan melakukan perjanjian di atas materai serta segera menjamin segala bentuk kebutuhan administrasi sebelum bulan Juni.


8. Meminta pertanggungjawaban Ketua Yayasan dan Ketua Lembaga STMIK untuk memperjuangkan dan memperbaiki status STMIK Tasikmalaya.


"Hal-hal yang kami tuntut harus dipenuhi, dan jika tidak, kami akan melakukan aksi lagi sebagai bentuk tekad kami untuk memperjuangkan hak kami," ujar Fikri Anwar Rafdillah.


Muhammad Rafi Faza, Koordinator pusat Aliansi BEM Tasikmalaya, telah mengomentari kejadian pencabutan izin operasional kampus STMIK Tasikmalaya dan menyatakan kekecewaannya atas sikap tidak transparan pihak kampus terhadap mahasiswa. Selain itu, Aliansi BEM Tasikmalaya akan terus mendampingi mahasiswa STMIK Tasikmalaya dalam perjuangan hak-hak mereka dengan bekerja sama dengan BEM STMIK Tasikmalaya. 


"Kami akan terus berjuang bersama mahasiswa STMIK Tasikmalaya agar mereka mendapatkan hak-hak mereka kembali," kata Rafi.



#PersmaUpToDate

#Beritaterkini

#persmahasiswaupitasik

#STMIK

#Tasikmalaya


Redaktur : Tim jurnalistik Pers Mahasiswa UPI Tasikmalaya

Editor : Tim MULTIMEDIA Pers Mahasiswa UPI Tasikmalaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapolri Tasikmalaya Diberikan Ultimatum Untuk Membuat Keputusan Oleh Pendemo

Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Aliansi Tasikmalaya Mengecam Represif Kepolisian tidak akan berhenti sampai Kapolri beraksi. Para pendemo yang tidak puas dengan respon dari Kompol Iyus Ali Yusuf berkompromi dengan Kapolri agar mendorong pihak kepolisian untuk mengambil aksi. "Apabila lebih dari 24 jam kapolres Tasikmalaya tidak memberikan respon, maka kita akan kembali beraksi." Orator demo bernamakan Ujang Amin beserta dengan para anggota pendemo berjanji kepada Kapolri, menekan pihak kepolisian untuk merespon terhadap kejadian tersebut.

Permintaan maaf Kompol Iyus Ali Yusuf atas tindakannya

 Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Kompol Iyus Ali Yusuf meminta maaf kepada rakyat pendemo, "Saya serahkan kepada pimpinan karena saya punya pimpinan." Kompol Iyus Ali Yusuf yang sempat menjadi viral akibat aksinya yang tertangkap mendorong seorang mahasiswa saat demo meminta maaf secara publik setelah mendapatkan tekanan dari rakyat. "Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan," Ucap Iyus Ali Yusuf, "karena saya punya pimpinan. Ada mekanisme yang harus dilalui." Kapolres AKBP Joko Sulistiono juga surut meminta maaf atas kejadian dan kesalahan rekannya. "Saya dari hati yang dari dalam meminta maaf," Ucap Pak Joko, "Kapolri Kota Tasikmalaya siap dievaluasi" Walaupun pihak kepolisian telah meminta maaf, para pendemo menolak permintaan maaf mereka atas tuntutan yang menginginkan Iyus Ali Yusuf untuk dipecat.

Penutupan MOKA-KU UPI Tasikmalaya 2024 di Gor Susi Susanti: Sukses Tanpa Kendala, 548 Mahasiswa Baru dinyatakan lulus

  Kota Tasikmalaya, (28/08) — Masa Orientasi Kuliah Umum (MOKA-KU) 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Ketua Pelaksana MOKA-KU 2024, Ibu Srie Mulyati, yang juga merupakan dosen di kampus tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas kelancaran acara tahun ini. "Alhamdulillah, pelaksanaan MOKA-KU tahun ini tidak ada kendala yang signifikan. Dari hari pertama yang dibuka dengan upacara pembukaan, pengenalan dosen, pengenalan ORMAWA, dan expo UKM, hingga hari kedua dengan kegiatan ODWP (One Day With Prodi), serta hari terakhir yang dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan lomba fashion show baju adat budaya Sunda," ujar Ibu Srie dalam pidatonya di acara penutupan. Selain itu, Lisnie Awalia Zahra, selaku Ketua Pelaksana Panitia MOKA-KU 2024, juga menyampaikan hasil keputusan terkait kelulusan peserta. "Berdasarkan MOKA-KU 2024 tentang kelulusan peserta, memutuskan bahwa 548 peserta dinyatakan lulus,...