Langsung ke konten utama

Aksi Aliansi Mahasiswa Tasikmalaya (AMT) Menuntut Kesejahteraan Buruh




Tasikmalaya, Komunitas Pers Mahasiswa UPI Tasikmalaya (01/05/19)-Tepat pada awal bulan mei, Hari rabu tanggal 1 mei 2019 jatuh Hari Buruh Internasional dimana para buruh ingin mendapatkan hak kesejahteraannya sebagai buruh. Hari Buruh yang sering disebut MayDay ini sering terjadi dibeberapa kota di Indonesia Terutama di Kota Tasikmalaya.Aksi Mayday ini dimulai pada pukul 09.30 WIB dan berakhir pada pukul 12.20 WIB. Dimana Aliansi Mahasiswa Tasikmalaya (AMT) dengan diikuti oleh 320 masa aksi yang terdiri dari Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi se-Kota Tasikmalaya berbondong-bondong mendatangi Balai Kota Tasikmalaya. Massa aksi bergerak dari Unsil menuju Balai Kota Tasikmalaya menggunakan motor dan satu buah mobil Pick-up. Aksi ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan beberapa lagu perjuangan dengan pengawalan Polres Kota Tasikmalaya. Tidak hanya itu, beberapa orasi dan pembacaan puisi dari perwakilan mahasiswa pun ikut disuarakan dalam Aksi Mayday ini. Mereka berorasi mengenai bagaimana buruh yang masih tidak digaji dengan UMK (Upah Minimum Karyawan) dan beberapa penyampaian aspirasi terhadap pemerintah setempat. Menurut Boby Nugraha, selaku koordinator lapangan aksi mengatakan bahwa aksi ini masih mengenai Keselamatan kerja dan UMK. Aksi ini, menuai kericuhan antara Polres Kota Tasikmalaya dan Aliansi Mahasiswa Tasikmalaya (AMT) namun, akhirnya segera mereda setelah diberikan arahan oleh perwakilan mahasiswa. Selain penyampaian orasi, dilakukan penyampaian beberapa tuntutan yang disampaikan pada aksi tersebut, diantaranya :
1.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya untuk menjelaskan tindak lanjut dari tuntutan tahun lalu yang disampaikan oleh aliansi BEM se-Tasikmalaya. 
2.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK).
3.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya mengusut sexisme di beberapa tempat yang ada di kota Tasikmalaya. 
4.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya untuk membuat Perwalkot tentang UMK Guru Honorer. 
5.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya untuk menghapuskan sistem kerja outsourcing dan cabut Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2015.
6.      Menuntut pemenuhan akomodasi tenaga kerja dan jaminan kesehatan bagi para pekerja khususnya yang belum dimasukkan ke dalam jaminan kesehatan (BPJS). 
7.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya untuk menyelesaikan masalah perusahaan yang tidak memberikan hak cuti kepada karyawannya. 
8.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya melakukan controlling secara rutin pada setiap perusahaan dan memberikan sanksi tegas pada perusahaan yang masih membayar buruh di bawah UMK. 
9.      Menuntut pemerintah Kota Tasikmalaya untuk memberikan sanksi tegas pada perusahaan yang melanggar UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya peralatan keamanan kerja dan keselamatan kerja.
Setelah penyampaian tuntutan, Mahasiswa dan Pemerintah Kota Tasikmalaya mengadakan diskusi terbuka di depan Balai kota dan Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dikcsan 
angkat suara “
hak-hak buruh sedang di penuhi walaupun belum maksimal 100%  dengan bantuan kerjasama dengan BPJS Keternagakerjaan dan Dinas Keternagakerjaan. Pemerintah juga menghimbau dan pengawasan atas keselamatan pekerja Perusahaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan mendapatkan kesejahteraan kaum buruh.” Menurut Ivan Dikcsan. Lalu Mahasiswa dan Pemerintah Kota Tasikmalaya mencapai penandatanganan nota kesepakatan antara Sekretaris Daerah; Drs H Ivan Dicksan yang mewakili wali Kota Tasikmalaya dengan Boby Nugraha; Koordinator Lapangan aksi. Bahwa pemerintah Kota Tasikmalaya menyetujui dengan tuntutan yang dilayangkan oleh mahasiswa.

Reporter : Ari Dwi Cahya & Pringgabaya,
Kolaboras : LPM Gemercik Universitas Siliwangi
Editor : Fauzi Gusman

Postingan populer dari blog ini

Kapolri Tasikmalaya Diberikan Ultimatum Untuk Membuat Keputusan Oleh Pendemo

Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Aliansi Tasikmalaya Mengecam Represif Kepolisian tidak akan berhenti sampai Kapolri beraksi. Para pendemo yang tidak puas dengan respon dari Kompol Iyus Ali Yusuf berkompromi dengan Kapolri agar mendorong pihak kepolisian untuk mengambil aksi. "Apabila lebih dari 24 jam kapolres Tasikmalaya tidak memberikan respon, maka kita akan kembali beraksi." Orator demo bernamakan Ujang Amin beserta dengan para anggota pendemo berjanji kepada Kapolri, menekan pihak kepolisian untuk merespon terhadap kejadian tersebut.

Permintaan maaf Kompol Iyus Ali Yusuf atas tindakannya

 Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Kompol Iyus Ali Yusuf meminta maaf kepada rakyat pendemo, "Saya serahkan kepada pimpinan karena saya punya pimpinan." Kompol Iyus Ali Yusuf yang sempat menjadi viral akibat aksinya yang tertangkap mendorong seorang mahasiswa saat demo meminta maaf secara publik setelah mendapatkan tekanan dari rakyat. "Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan," Ucap Iyus Ali Yusuf, "karena saya punya pimpinan. Ada mekanisme yang harus dilalui." Kapolres AKBP Joko Sulistiono juga surut meminta maaf atas kejadian dan kesalahan rekannya. "Saya dari hati yang dari dalam meminta maaf," Ucap Pak Joko, "Kapolri Kota Tasikmalaya siap dievaluasi" Walaupun pihak kepolisian telah meminta maaf, para pendemo menolak permintaan maaf mereka atas tuntutan yang menginginkan Iyus Ali Yusuf untuk dipecat.

Penutupan MOKA-KU UPI Tasikmalaya 2024 di Gor Susi Susanti: Sukses Tanpa Kendala, 548 Mahasiswa Baru dinyatakan lulus

  Kota Tasikmalaya, (28/08) — Masa Orientasi Kuliah Umum (MOKA-KU) 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Ketua Pelaksana MOKA-KU 2024, Ibu Srie Mulyati, yang juga merupakan dosen di kampus tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas kelancaran acara tahun ini. "Alhamdulillah, pelaksanaan MOKA-KU tahun ini tidak ada kendala yang signifikan. Dari hari pertama yang dibuka dengan upacara pembukaan, pengenalan dosen, pengenalan ORMAWA, dan expo UKM, hingga hari kedua dengan kegiatan ODWP (One Day With Prodi), serta hari terakhir yang dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan lomba fashion show baju adat budaya Sunda," ujar Ibu Srie dalam pidatonya di acara penutupan. Selain itu, Lisnie Awalia Zahra, selaku Ketua Pelaksana Panitia MOKA-KU 2024, juga menyampaikan hasil keputusan terkait kelulusan peserta. "Berdasarkan MOKA-KU 2024 tentang kelulusan peserta, memutuskan bahwa 548 peserta dinyatakan lulus,...