Langsung ke konten utama

Peristiwa Rengasdengklok : Kaum Muda Culik Kaum Tua



Tasikmalaya, 14 Agustus 2024 - Peristiwa Rengasdengklok merupakan salah satu momen krusial dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 16 Agustus 1945, sekelompok pemuda yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari kelompok "Menteng 31" melakukan tindakan berani dengan menculik Soekarno dan Mohammad Hatta. Mereka membawa kedua pemimpin ini ke Rengasdengklok, sebuah kota kecil di Karawang, Jawa Barat. Aksi ini dilakukan setelah Sutan Sjahrir, salah satu tokoh pemuda, mendapatkan kabar tentang kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Para pemuda tersebut yakin bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu lebih lama lagi.


Tujuan utama dari penculikan ini adalah untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang serta mendesak mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, terjadi perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan muda mengenai waktu yang tepat untuk proklamasi. Golongan tua, yang meliputi Soekarno, Hatta, dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), ingin kemerdekaan diproklamasikan melalui PPKI. Sebaliknya, golongan muda mendesak agar kemerdekaan segera diproklamasikan setelah Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945. Mereka khawatir jika kemerdekaan tidak segera diproklamasikan, Belanda akan kembali ke Indonesia dengan dukungan Sekutu.


Situasi yang semakin genting bagi Jepang setelah kekalahan beruntun dalam Perang Asia Pasifik, terutama setelah pemboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 oleh Amerika Serikat, dipandang oleh para pemuda sebagai peluang emas. Kekalahan Jepang membuat situasi politik dan ekonomi mereka lumpuh total, yang akhirnya memaksa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Penyerahan ini menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia, yang sebelumnya dikuasai oleh Jepang.


Berita kekalahan Jepang segera diketahui oleh para pemuda di Bandung melalui siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation). Golongan muda yang terdiri dari tokoh-tokoh seperti Wikana, Soekarni, Sayuti Melik, Yusuf Kunto, Iwa Kusuma, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih segera menemui Soekarno dan Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Mereka mengutus Sutan Sjahrir untuk meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan.


Namun, Bung Karno menolak ide tersebut karena merasa bahwa proklamasi harus dibahas terlebih dahulu dalam rapat PPKI. Penolakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemuda bahwa Soekarno dan Hatta akan terus dipengaruhi oleh Jepang. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengasingkan kedua pemimpin tersebut ke Rengasdengklok agar terhindar dari pengaruh Jepang dan mendesak mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan.


Di Rengasdengklok, para pemuda terus mendorong Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Meskipun kesepakatan awal belum tercapai, akhirnya dengan jaminan bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta setuju untuk kembali ke Jakarta. Malam itu, mereka menyusun teks Proklamasi di rumah Laksamana Maeda bersama golongan tua dan muda, yang akhirnya menghasilkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pagi hari 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.


Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Indonesia pada tahun 2024, penting untuk kembali mengingat Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945. Tanpa peristiwa ini, mungkin Indonesia tidak akan merdeka pada 17 Agustus 1945. Peristiwa Rengasdengklok adalah bukti keberanian dan tekad para pemuda Indonesia untuk meraih kemerdekaan, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan dan perbedaan pandangan.


Penulis: Sania/Persma UPI Tasikmalaya

Desainer Grafis: Zaenal/Persma UPI Tasikmalaya


Daftar Pustaka:

Lukman Hadi Subroto & Widya Lestari Ningsih. (2022, April 29). Mengapa Para Pemuda Menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok?. Diakses Pada 14 Agustus 2024 dari https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/29/110000679/mengapa-para-pemuda-menculik-soekarno-dan-hatta-ke-rengasdengklok-


Vincentius Gitiyarko. (2020, Agustus14). Peristiwa Rengasdengklok: Kisah Perjuangan Kaum Muda Memproklamasikan Kemerdekaan. Diakses Pada 14 Agustus 2024 dari https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/peristiwa-rengasdengklok-kisah-perjuangan-kaum-muda-memproklamasikan-kemerdekaan


Kompas.Tv. (2023, Agustus15). Rangkuman Kronologi Sejarah Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945: Awal Mula dan Tokoh-tokohnya. Diakses Pada 14 Agustus 2024 dari https://www.kompas.tv/pendidikan/434951/rangkuman-kronologi-sejarah-peristiwa-rengasdengklok-16-agustus-1945-awal-mula-dan-tokoh-tokohnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kapolri Tasikmalaya Diberikan Ultimatum Untuk Membuat Keputusan Oleh Pendemo

Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Aliansi Tasikmalaya Mengecam Represif Kepolisian tidak akan berhenti sampai Kapolri beraksi. Para pendemo yang tidak puas dengan respon dari Kompol Iyus Ali Yusuf berkompromi dengan Kapolri agar mendorong pihak kepolisian untuk mengambil aksi. "Apabila lebih dari 24 jam kapolres Tasikmalaya tidak memberikan respon, maka kita akan kembali beraksi." Orator demo bernamakan Ujang Amin beserta dengan para anggota pendemo berjanji kepada Kapolri, menekan pihak kepolisian untuk merespon terhadap kejadian tersebut.

Permintaan maaf Kompol Iyus Ali Yusuf atas tindakannya

 Kota Tasikmalaya, Rabu (04/09) - Kompol Iyus Ali Yusuf meminta maaf kepada rakyat pendemo, "Saya serahkan kepada pimpinan karena saya punya pimpinan." Kompol Iyus Ali Yusuf yang sempat menjadi viral akibat aksinya yang tertangkap mendorong seorang mahasiswa saat demo meminta maaf secara publik setelah mendapatkan tekanan dari rakyat. "Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan," Ucap Iyus Ali Yusuf, "karena saya punya pimpinan. Ada mekanisme yang harus dilalui." Kapolres AKBP Joko Sulistiono juga surut meminta maaf atas kejadian dan kesalahan rekannya. "Saya dari hati yang dari dalam meminta maaf," Ucap Pak Joko, "Kapolri Kota Tasikmalaya siap dievaluasi" Walaupun pihak kepolisian telah meminta maaf, para pendemo menolak permintaan maaf mereka atas tuntutan yang menginginkan Iyus Ali Yusuf untuk dipecat.

Penutupan MOKA-KU UPI Tasikmalaya 2024 di Gor Susi Susanti: Sukses Tanpa Kendala, 548 Mahasiswa Baru dinyatakan lulus

  Kota Tasikmalaya, (28/08) — Masa Orientasi Kuliah Umum (MOKA-KU) 2024 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya resmi ditutup dengan penuh rasa syukur. Ketua Pelaksana MOKA-KU 2024, Ibu Srie Mulyati, yang juga merupakan dosen di kampus tersebut, mengungkapkan kegembiraannya atas kelancaran acara tahun ini. "Alhamdulillah, pelaksanaan MOKA-KU tahun ini tidak ada kendala yang signifikan. Dari hari pertama yang dibuka dengan upacara pembukaan, pengenalan dosen, pengenalan ORMAWA, dan expo UKM, hingga hari kedua dengan kegiatan ODWP (One Day With Prodi), serta hari terakhir yang dimeriahkan dengan penampilan mahasiswa baru dan lomba fashion show baju adat budaya Sunda," ujar Ibu Srie dalam pidatonya di acara penutupan. Selain itu, Lisnie Awalia Zahra, selaku Ketua Pelaksana Panitia MOKA-KU 2024, juga menyampaikan hasil keputusan terkait kelulusan peserta. "Berdasarkan MOKA-KU 2024 tentang kelulusan peserta, memutuskan bahwa 548 peserta dinyatakan lulus,...